harus dibagaimanakan ?

aku dan dia. tapi dia tidak dengan aku .
sebelas duabelas dengan yang mereka sebut cinta bertepuk sebelah tangan. tapi aku lebih mengatakan ini cinta sebelah mata. hehe :')
ya, karena hanya aku yang mengerti bagaimana rasa ini hadir untuk dia. hanya aku yang mengetahui bagaimana seluk beluk awal hatiku memantapkan dia. tanpa memberikan kesempatan untuk dia tahu.

yang aku ingat, sekitar 1460 hari yang lalu aku mulai memfokuskan sebagian diriku untuk memperhatikannya. sebagian fikiranku tanpa sadar meikirkan dia. sosok yang bahkan sampai detik ini mampu membuatku menatap layar laptop berjam jam hanya untuk memastikan dia baik baik saja. sepeduli itu.
aku tak pernah berani walaupun hanya untuk sekedar mengirim pesan kosong ke nomor henponnya, apalagi untuk memulai pembicaraan seperti layaknya orang orang pada umumnya. memperhatikannya dari sini, melihat perkembangan kehidupan sehari harinya via jejaring sosial, itu saja sudah lebih dari cukup membuat aku merasa penat hari itu lenyap.
aku mengaguminya sebagai sosok pria yang mampu membuat membuat aku lebih baik dalam segala hal, tapi tidak untuk hatiku.
hebatnya dia mampu membuat aku bertahan untuk melanjutkan rasa indah yang terlihat bodoh ini. dia mampu membuat aku untuk tidak melihat pria lain.
pesona apa yang telah kau beri ? sekuat inikah rasaku ? i'm not FINE.
bisakah kita sama sama tidak saling kenal ? rasanya aku ingin pindah ke planet lain agar tak ku temukan dia, agar tak terlihat secuilpun bagian tubuhnya.

aku punya rasa yang kuat dengan mental yang lemah. ingin rasanya ku keluarkan bongkahan segumpal darah yang disebut sebut hati ini lalu ku letakan didalam etalase kaca kemudian ku awetkan. biar adil, biar aku tak rasakan sesak saat aku tahu dia berbagi harinya dengan wanitanya.
aku bukan tidak berani, bukan lemah
hanya saja aku sedang mempersiapkan mental  dan menata diri untuk segala sesuatu kemungkinan yang akan terjadi setelah ini, setelah aku mengatakan rasa yang sudah 35040 jam aku pendam sendiri, aku rasakan sendiri.
ini bukan pertanyaan, ini hanya pernyataan yang tak perlu argumen.
setelah ini, aku akan kembali melanjutkan hariku dengan hati yang lepas yang tak sesak lagi karena setidaknya aku sudah tahu harus dibagaimanakan hati ini.
tidak mudah memang, tapi pasti akan lebih baik setelah ini
kesempatan yang nanti tak akan aku sia siakan saat aku bisa menatap matamu langsung berbicara empat mata tanpa spasi tanpa dinding pemisah.
sekali lagi, aku sedang mempersiapkan diriku untuk benar benar berbicara dengan hati dengan pria yang aku kagumi tetapi tidak untuk menjadi calon suami. aku mengaguminya, menyukainya, tapi tidak untuk memilikinya. entah darimana teori ini aku dapatkan, yang jelas ini yang aku rasakan tanpa terselip kebohongan didalamnya. terimakasih untuk selalu membuatku bersemangat, terimakasih untuk pelajaran yang tak kau sadar telah membuatku banyak belajar, telah membiarkan aku merasakan hal indah yang sesempit ini. terimakasih, ya

setelah ini izinkan aku tetap membiarkan namamu menjadi fokus, selagi nanti priaku menjemputku untuk satu atap bersamanya.
aku memantapkanmu dalam doa doaku, semoga kamu menjadi imam yang baik untuk wanitamu kelak. begitu juga sebaliknya. terimakasih :)

( untuk pria yang nama panggilannya mirip dengan alat bantu melihat, soflens :) )
Terinspirasi dari sahabat, tetangga kamar sebelah. berinisial TS 

Komentar

Postingan Populer