BINA KOMUNIKASI ABK - MEKANISME BICARA


BAB II
PEMBAHASAN

A.     MEKANISME BICARA

Zulmiyetri (16) mengatakan bahwa :
       Mekanisme bicara pada dasarnya merupakan suatu perilaku manusia yang terjadi akibat aktivitas psikologis yang digunakan melalui aktivitas fisik. Maksudnya adalah pesan berupa fikiran dan perasaan, kehendak yang tersimpan pada diri individu yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dicurahkan melalui alat – alat bicara, sehingga apa yang ingin disampaikan oleh seseorang dapat diterima oleh orang lain.
Menurut pedapat kami, mekanisme berbicara adalah suatu proses produksi ucapan (perkataan) yang terjadi karena adanya kegiatan terpadu dari pita suara, lidah, otot-otot yang membentuk rongga mulut serta kerongkongan dan paru-paru sehingga pada akhirnya terjadilah suara.
L. C de Vreede Varekamp ( dalam Zulmiyetri. 16 ) menggambarkan proses bicara sebagai berikut :





Rounded Rectangle: Pusat Pengertian
 
                                                                                               




















Rounded Rectangle: Enggram Bank

Rounded Rectangle: Sound Bank













Rounded Rectangle: Pusat Persepsi
( Wernieke )
Rounded Rectangle: Pusat Motorik












Rounded Rectangle: Organ Pendengaran
Rounded Rectangle: Organ Bicara




 



            Proses bicara diawali dengan peranan organ pendengaran, dimana setiap bunyi yang diterima berupa getaran udara masuk melalui telinga. Getaran – getaran udara yang disalurkan kemudian diubah telinga tengah menjadi impuls mekanik. Selanjutnya diteruskan melalui syaraf pendengaran ( Nervous Acustic ) menuju cortex pendengaran di otak( wernieke ) yaitu pusat persepsi selanjutnya diproses dan di analisa.
            Sound Bank atau gudang lambang – lambang bunyi yang pernah di dengar, merupakan imajinasi untuk membayangkan adanya suatu bagian yang berfungsi sebagai pusat penyalur yang menghubungkan antara pusat persepsi dengan pusat pengertian.
Pada sound bank ini rangsangan – rangsangan yang bermakna atau yang akan dimaknakan disimpan dan diteruskan ke pusat pengertian untuk di olah lebih lanjut. Pusat pengertian merupakan proses tertinggi bila dibandingkan dengan proses – proses lainnya yang berperan dalam proses bicara. Pada pusat pengertian, rangsangan diterima selanjutnya diasosiasikan dengan pengertian yang sudah dimiliki, melalui proses berfikir akhirnya rangsangan tersebut menjadi suatu konsep. Konsep tersebut akhirnya disimpan dan siap digunakan dalam proses asosiasi produksi, imajinasi, abstraksi, dan sekaligus berfungsi dalam proses berfikir. Proses berfikir inilah yang mempunyai pengaruh dominan pada kemampuan mental, kepribadian dan menentukan tingkah laku.
            Enggram Bank berfungsi sebagai pusat yang menyimpan pola – pola getaran bunyi bicara yang diterima. Pola – pola ini akan berfungsi pada saat seseorang hendak mengekspresikan ide, atau konsep dan menentukan apakah ide atau konsep yang diekspresikan tersebut dapat diterima dan dimengerti oleh pendengaran sesuai dengan maksud pembicaraan.
            Pusat motorik ( Broca ) adalah pusat yang berfungsi sebagai pengendali organ bicara. Pusat motorik bicara sebagai pengendali pernafasan, fonasi, artikulasi, dan resonansi saat bicara.
            Organ bicara merupakan keluaran yang meliputi seluruh organ yang berfungsi dalam proses bicara yang meliputi proses pernafasan, fonasi, dan artikulasi resonasi. Organ pernafasan diantaranya diafragma, otot dada, perut. Organ fonasi diantaranya laring, terutama Plicavokalis. Organ artikulasi yang sekaligus sebagai resonator meliputi bibir, gigi, langit – langit keras atau lembut, uvula, dan lidah.


Mekanisme bicara pada dasarnya dilandasi oleh tiga komponen, yaitu :
1.      Komponen pernafasan ( respirasi )
            Merupakan suatu proses yang dimulai dari masuknya oksigen kedalam paru – paru, kemudian terjadi proses pertukaran oksigen karbondioksida dari dalam tubuh.  Dalam respirasi terjadi dua peristiwa yang inhalasi, masuknya udara dari luar ke dalam paru – paru dan eksha keluarnya udara dari paru – paru .
            Organ respirasi terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi merupakan sumber kekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-paru.
Perubahan yang terjadi selama satu siklus pernapasan, yaitu satu tarikan napas (inspirasi) dan satu pengeluaran napas (ekspirasi) adalah sebagai berikut. Sebelum inspirasi dimulai, otot-otot pernapasan melemas, tidak ada udara yang mengalur dan tekanan intraalveolus setara dengan tekanan atmosfer. Pada awitan inspirasi, otot-otot inspirasi, diafragma dan otot antariga eksternal, terangsang untuk berkontraksi, sehingga terjadi pembesaran rongga toraks. Otot inspirasi utama adalah diafragma, suatu lembaran otot rangka yang membentuk dasar rongga toraks dan dipersarafi oleh saraf frenikus. Otot antariga diaftifkan oleh saraf interkostalis. Diafragma yang melemas berbentuk kubah yang menonjol ke atas ke dalam rongga toraks. Sewaktu berkontraksi karena stimulasi saraf frenikus, diafragma bergerak ke bawah dan memperbesar volume rongga toraks dengan menambah panjang vertikalnya.
Pada saat rongga toraks mengembang, paru juga dipaksa mengembang untuk mengisi rongga toraks yang membesar. Sewaktu paru mengembang, tekanan intraalveolus menurun karena molekul dalam jumlah yang sama kini menepati volume ruang yang lebih besar. Pada inspirasi biasa, tekanan intraalveolus menjadi 759 cmHg. Karena tekanan intraalveolus sekarang lebih rendah dari tekanan atmosfer, udara mengalir masuk ke paru mengikuti penurunan gradient tekanan dari tekanan tinggi ke rendah. Udara terus mengalir ke dalam paru sampai tidak lagi terdapat gradient. Dengan demikian, pengembangan paru bukan disebabkan oleh perpindahan udara ke dalam paru, melainkan udara mengalir ke dalam paru karena turunnya tekanan intraalveolus akibat paru yang mengembang. Selama inspirasi, tekanan intrapleura turun ke 754 mmHg akibat pengembangan toraks.
Pada akhir inspirasi, otot-otot inspirasi melemas. Saat melemas, diafragma kembali ke bentukny seperti kubah. Sewaktu otot antariga eksternal melemas, sangkar rusukyang terangkat turun karena adanya gravitasi, dan dinding dada dan paru yang teregang kembali menciut ke ukuran prainspirasi karena adanya sifat elastik, seperti membuka balon yang sebelumnya sudah ditiup. Sewaktu paru menciut dan berkurang volumenya, tekanan intraalveolus meningkat, karena jumlah molekul udara yang lebih besar yang terkandung di dalam volume paru yang besar pada akhir inspirasi sekarang terkompresi ke dalam volume yang lebih kecil. Pada ekspirasi istirahat, tekanan intraalveolus meningkat menjadi 761 mmHg. Udara sekarang keluar paru mengikuti penurunan gradien tekanan dari tekanan intraalveolus yang tinggi ke tekanan atmosfer yang lebih rendah. Aliran keluar udara berhenti jika tekanan intraalveolus menjadi sama dengan tekanan atmosfer dan tidak lagi terdapat gradien tekanan.
Dalam keadaan normal, ekspirasi adalah suatu proses pasif karena terjadi akibat penciutan elastik paru saat otot-otot inspirasi melemas tanpa memerlukan kontraksi otot atau pengeluaran energi. Sebaliknya inspirasi selalu aktif karena hanya ditimbulkan oleh kontraksi otot inspirasi dan menggunakan energi.

Komponen pernapasan manusia terdiri atas :
  1. Hidung, merupakan jalan masuknya udara. Di dalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan.
  2. Farink (tekak), merupakan persimpangan tenggorokan dengan kerongkongan.
  3. Larink (pangkal tenggorokan), di dalamnya terdapat pita suara (syrink).
  4. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam), cincin tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan jaringan ikat (lapisan luar). Trakhea merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru
  5. Bronkhus, adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan.
  6. Bronkhiolus, percabangan bronkus.
  7. Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di sinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang membentuk paru-paru (pulmo). Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura rangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh cairan limfe.
2.      Komponen pembentukan suara ( fonasi )
            Komponen fonasi maksudnya adalah proses produksi suara yang dimulai dari perubahan udara dari dalam traktus vokalis setelah terjadi ekspirasi . udara yang keluar dari dalam paru – paru melalui saluran pernafasan interior ditahan oleh Plika Vokalis pada saat adduksi terjadi. Pada peristiwa tersebut tekanan subglotis bertambah besar, tekanan tersebut menyebabkan Plika Vokalis Abduksi secara periodik.
            Dalam proses fonasi terdapat unsur – unsur yang berhubungan dengan karakteristik fisiologis proses terjadinya bicara, yaitu  :
a.      Kenyaringan
Keras tidaknya suara seseorang dihubungkan dengan intensitas Glottic yang diperlukan untuk mendorong Plocavocalis atau pita suara. Semakin besar intensitas subglotic semakin keras suara yang dihasilkan dan sebaliknya.
b.      Nada
Gerakan periodik pita suara mempengaruhi nada suara dari seseorang pada waktu tertentu saat fonasi, maksudnya ialah kondisi fisik dan psikologis dari individu tersebut terutama pada kondisi kesehatannya. Semakin besar frekuensi gerakan periodik pita suara maka akan semakin tinggi pula nada yang dihasilkan. Umumnya mausia mampu mendengar nada 20 sd 20.000 db  sedang batas nada dalam percakapan atau bicara adalah 500 sd 2.000 db (Northem, 1982;304).
Proses pembentukan suara dapat dibagi menjadi tiga subproses, yaitu: pembangkitan sumber, artikulasi dan radiasi (Furui,2001). Organ tubuh yang terlibat dalam proses produksi suara meliputi paru-paru, tenggorokan (trachea), laring (larinx), faring (pharynx), rongga hidung (nasal cavity), dan rongga mulut (oral cavity). Terdapat suatu lintasan vokal (vocal tract) yang terdiri dari faring (koneksi antara kerongkongan dan mulut) dan mulut (Rabiner dan Juang, 1993). Bentuk lintasan vokal dapat berubah sesuai dengan pergerakan rahang, lidah, bibir dan organ internal lainnya.

Paru-paru mengembang dan mengempis untuk menyedot dan mengeluarkan udara. Udara yang dihembuskan oleh paru-paru keluar melewati suatu daerah yang dinamakan daerah glotal. Pita suara (vocal cord) pada keadaan ini bervibrasi menghasilkan berbagai jenis gelombang suara. Udara kemudian melewati lorong yang dinamakan faring. Dari faring, udara melewati dua lintasan, yaitu melalui hidung dan melalui rongga mulut. Lidah, gigi, bibir dan hidung bertindak sebagai sebagai modulator untuk menghasilkan berbagai bunyi yang berbeda. Organ penghasil suara manusia.

3.      Komponen alat bicara ( artikulasi )  
Alat-alat ucap manusia yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dan suara dibedakan menjadi tiga bagian yakni (1) artikulator; (2) titik artikulasi; dan (3) alat-alat lain yang mendukung proses terjadinya bicara.
1)      Artikulator
Artikulator ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan dapat menyentuh bagian-bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak di bagian bawah atau rahang bawah. Alat-alat ucap yang termasuk artikulator antara lain:
a)bibir bawah (labium)
b) gigi bawah (dentum)
c) ujung lidah (apeks)
d) depan lidah (front of the tongue)
e) tengah lidah (lamino)
f) belakang lidah (dorsum), dan
g) akar lidah

2) Titik Artikulasi
Titik artikulasi ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan bersifat statis. Alat-alat ini terdapat di bagian atas atau rahang atas. Alat-alat ucap yang termasuk pada bagian ini antara lain:
a) bibir atas (labium)
b) gigi atas (dentum)
c) lengkung kaki gigi atas (alveolum)
d) langut-langit keras (palatum)
e) langit-langit lunak (velum), dan
f) anak tekak (uvula)


3) Alat-alat Lain
Alat-alat lain yang dimaksudkan ialah alat bicara selain artikulator dan titik artikulasi yang dapat menunjang proses terjadinya bunyi bahasa bicara . Yang termasuk alat-alat lain antara lain:
a) hidung (nose)
b) rongga hidung (nasal cavity)
c) rongga mulut (oral cavvity)
d) pangkal kerongkongan (faring)
e) katup jakun (epiglotis)
f) pita suara
g) pangkal tenggorokan (laring)
h) batang tenggorokan (trachea)
i) paru-paru
j) sekat rongga dada (diafragma)
k) saraf diafragma
l) selaput rongga dada (pleural cavity),dan
m) bronchus.
Alat bicara manusia antara satu dengan yang lain saling berhubungan untuk membentuk bunyi bahasa. Dengan demikian fungsi masing-masing alat bicara kemungkinan ada sangkut pautnya dengan alat lain. Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang dimaksud :
1) Paru-paru
Paru-paru mempunyai tugas bersama dengan diafragma untuk menghembuskan udara ke luar sehingga menimbulkan bunyi bahasa. Paru-paru biasa disebut sebagai motor penggerak alat bicara.
2) Pita Suara
Pita suara ini tempatnya di bawah jakun yang terdiri atas sepasang pita. Di tengah-tengah pita suara ini ada celah yang bisa melebar dun menyempit. Celah
pits suara ini lebih dikenal dengan sebutan glotis. Pita suara manusia dapat berubah-ubah posisinya, antara lain sebagai berikut ini.
a) posisi terbuka lebar
Posisi seperti ini tidak menghasilkan bunyi bahasa dart terjadi pada pernafasan normal saja.
b) posisi agak menyempit
posisi seperti ini akan menghasilkan bunyi tak bersuara, misalnya: [p], [t], [k], [c].
c) posisi menyempit
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa bersuara, misalnya [b], [d], [g], [j].
d) posisi tertutup
posisi ini akan menghasilkan bunyi bahasa hamzah atau glotal stop, misalnya [h], dan [?].
3) Laring
Di dalam alert ini terdapat pita suara (vocal cord) yang melintang dari arah depan ke belakang. Dengan demikian fungsi alat ini ialah untuk meneruskan aliran udara yang berhembus dari paru-paru ke faring.
4) Faring
Fungsi alat ini yang utama ialah meneruskan aliran udara dari Pita suara. Akan tetapi alat ini bisa membentuk bunyi bahasa hamzah setelah bersentuhan dengar akar lidah (radik) sehingga bunyi senacam ini disebut bunyi faringal.
5) Lidah
Lidah merupakan salah satu artikulator yang sangat penting di dalam proses pembentukan bunyi bahasa. Pentingnya lidah ini bisa dilihat dari bunyi yang dihasilkannya bisa berupa vokal dan, konsonan. Vokal dihasilkan oleh gerak perpindahan posisi lidah tanpa bersentuhan tiengan titik artikulasi. Jika gerak-gerak perpindahan posisi ini bersentuhan dengan titik artikulasi, maka akan menghasilkan bunyi konsonan.
6) Bibir
Ada beberapa bunyi bahasa yang dihasilkan oleh sentuhan baik secara langsung atau tidak oleh bibir manusia. Bunyi [p, b] terjadi karena sentuhan antara bibir bawah dengan bibir atas sehingga aliran udara tertahan sebentar. Selanjutnya aliran udara tersebut dihembuskan sampai terdengarnya bunyi tersebut. Bunyi [p,b] dalam fonetik disebut bunyi bilabial, sebab terjadi karena sentuhan kedua bibir yaitu bibir atas dan bibir bawah. Selain itu, kedua bunyi itu dapat dinamai stop bilabial.





Komentar

Postingan Populer