gerimis dan kopi.
pagi, dengan embun yang samar samar tampak dari balik bukit itu.
gerimis yang datang beraturan dari bentangan langit yang sedikit kelam.
melihat burung burung kecil yang terbang rapi, mendengar tetes air yang jatuh ke atap loteng. syahdu .
kopi tak manis tak juga pahit, biasa saja. . tapi sangat nikmat untuk diseduh
pagi ini, aku bangun dengan sedikit rasa sakit dikepala
tak apa, tidak sesakit hati hati orang yang tersakiti karena cinta tentunya
hari ini, aku ingin bermalas malasan saja . berdiam didepan laptop lalu bercerita tentang apa yang aku sedang rasa. aku nyaman bercerita dengan laptopku, sangat nyaman . .
pagi ini, semua kejadian berasa seperti kopi dan layaknya gerimis.
ada rasa pahit yang mencandu dibalik sebuah hati. lalu seperti udara yang sangat sejuk ditepis angin angin kecil muncul dibalik telinga. yaaaa,
aku tersenyum senyum kecil membaca pesan singkat dari seseorang, aku berasa layaknya remaja yang baru baru berpacaran. berkata kata manja, manis
terhitung sejak 2 tahun belakangan ini, aku sangat menyukai kopi. aku suka perpaduannya yang pahit dan sedikit mais itu. aku merasa sedikit lebih baik ketika sang kopi mengalir dari mulut masuk ke kerongkongan lalu ke perut. hangat, sangat hangat.
ketika aku menulis ini, selain kopi aku juga ditemani denga abang kece fiersa besari, tuluus dan bang dochi sadega yang uda merid duluan aja. hehe :')
aku sangat ingin menikmati secangkir kopi dengan seorang lelakiku kelak, duduk dihadapannya sambil memandangi indah wajahnya, tanpa berkedip. lalu kita bersama - sama meneguh kopi yang berbeda rasa. lalu aku minta dia untuk mendeskripsikan apa rasa kopi yang dia teguk. pasti indah,
selang beberapa menit, aku kira gerimis akan segera teduh
tapi ternyata tidak. gerimis malah semakin berlomba untuk siapa cepat turun kebumi. harusnya hanya dengan gerimis, aku tidak merasa dingin. harusnyaa. .
aku sudah mengenakan pakaian tebal, celana tebal dan syal dileher. tapi masih saja udara dingin mampu mengalahkan pakaian tebalku.
sesekali aku menatap langit, banyak sekali kabut yang menutupi awan disana,
sepertinya asik jika aku berada disana, tetapi bersama lelakiku.
lagi lagi lelakiku, iyaa
sudah menjadi rutinitas untuk mendoakan lelakiku setiap hari, entah siapapun itu
tak peduli seberapa lama lagi aku aka berdoa, yang aku tahu tak ada doa yang akan disia-siakan.
kopiku masih ada seperempat cangkir lagi,yang sengaja aku sisakan
tak ada alasan pasti, hanya saja aku suka melihat perpaduan serbuk kopi paling dasar itu tertinggal dicangkir.
selamat pagi sejuk, kopiku
gadis, dengan secangkir kopi hangat
pagi, dengan embun yang samar samar tampak dari balik bukit itu.
gerimis yang datang beraturan dari bentangan langit yang sedikit kelam.
melihat burung burung kecil yang terbang rapi, mendengar tetes air yang jatuh ke atap loteng. syahdu .
kopi tak manis tak juga pahit, biasa saja. . tapi sangat nikmat untuk diseduh
pagi ini, aku bangun dengan sedikit rasa sakit dikepala
tak apa, tidak sesakit hati hati orang yang tersakiti karena cinta tentunya
hari ini, aku ingin bermalas malasan saja . berdiam didepan laptop lalu bercerita tentang apa yang aku sedang rasa. aku nyaman bercerita dengan laptopku, sangat nyaman . .
pagi ini, semua kejadian berasa seperti kopi dan layaknya gerimis.
ada rasa pahit yang mencandu dibalik sebuah hati. lalu seperti udara yang sangat sejuk ditepis angin angin kecil muncul dibalik telinga. yaaaa,
aku tersenyum senyum kecil membaca pesan singkat dari seseorang, aku berasa layaknya remaja yang baru baru berpacaran. berkata kata manja, manis
terhitung sejak 2 tahun belakangan ini, aku sangat menyukai kopi. aku suka perpaduannya yang pahit dan sedikit mais itu. aku merasa sedikit lebih baik ketika sang kopi mengalir dari mulut masuk ke kerongkongan lalu ke perut. hangat, sangat hangat.
ketika aku menulis ini, selain kopi aku juga ditemani denga abang kece fiersa besari, tuluus dan bang dochi sadega yang uda merid duluan aja. hehe :')
aku sangat ingin menikmati secangkir kopi dengan seorang lelakiku kelak, duduk dihadapannya sambil memandangi indah wajahnya, tanpa berkedip. lalu kita bersama - sama meneguh kopi yang berbeda rasa. lalu aku minta dia untuk mendeskripsikan apa rasa kopi yang dia teguk. pasti indah,
selang beberapa menit, aku kira gerimis akan segera teduh
tapi ternyata tidak. gerimis malah semakin berlomba untuk siapa cepat turun kebumi. harusnya hanya dengan gerimis, aku tidak merasa dingin. harusnyaa. .
aku sudah mengenakan pakaian tebal, celana tebal dan syal dileher. tapi masih saja udara dingin mampu mengalahkan pakaian tebalku.
sesekali aku menatap langit, banyak sekali kabut yang menutupi awan disana,
sepertinya asik jika aku berada disana, tetapi bersama lelakiku.
lagi lagi lelakiku, iyaa
sudah menjadi rutinitas untuk mendoakan lelakiku setiap hari, entah siapapun itu
tak peduli seberapa lama lagi aku aka berdoa, yang aku tahu tak ada doa yang akan disia-siakan.
kopiku masih ada seperempat cangkir lagi,yang sengaja aku sisakan
tak ada alasan pasti, hanya saja aku suka melihat perpaduan serbuk kopi paling dasar itu tertinggal dicangkir.
selamat pagi sejuk, kopiku
gadis, dengan secangkir kopi hangat
Komentar
Posting Komentar